MENUNTUN MERDEKA BELAJAR

 

PENGANTAR

Guru Penggerak sebagai pelaku dan penyampai REVOLUSI PENDIDIKAN yang sebagai martil Menuntun filosofis KHD, mensosialisasikan MERDEKA BELAJAR dengan ING NGARSO SUNTULODO, ING MADYO MANGUN KARSO DAN TUT WURI HANDAYANI, Menuntun dengan memperhatikan Kodrat Keadaan baik alami berupa sifat dan bentuk, serta kodrat jaman berupa isi dan irama (SBII) mengawal dengan TRIKON sehingga pendidikan dengan peran sekolah, orang tua dan siswa sinergi dengan pemangku kebijakan dan masyarakat secara umum, sehingga kebahagiaan dan keselamatan siswa dalam mempersiapkan diri dan pengadaan terwujud menjadikan generasi penerus yang tidak lupa budaya lokalnya, menjaga humanioranya dan merdeka belajar.

A. PEMBENTUKAN NILAI DIRI

Menuntun penggunaan sistem berpikir lambat, penggunaan otak luhur (manusia) dapat dipelajari agar tidak begitu saja memperkenankan sistem berpikir cepat (otak Reptil & Mamalia) mengambil alih kendali diri siswa.
 Diagram Identitas Gunung Es
Sistem limbik (amigdala) yang menyerupai otak Mamalia ini, bertanggung jawab soal emosi. Letaknya begitu dalam di otak kita sehingga seringkali mampu mengambil alih kendali diri seseorang. Terlukanya perasaan jauh lebih sakit dan lama sembuhnya ketimbang luka fisik biasa. Otak Reptil dan Mamalia tersebut memiliki kecenderungan alamiah yang sama yaitu: sebanyak mungkin mengkonservasi energi melalui otomasi, auto pilot. Sehingga perilaku spontan sebagai puncak gunung es merupakan tampilan kecil yang terpendam dalam di internal siswa, sehingga perilaku bisa menjadi indikator kedalaman hati yang akan kita tuntun sebagai seorang pendidik dan pengajar dengan sistem yang konsisten dan keteladanan menyentuh pemikiran luhur.
Eskalator dan Cara Kerja Otak
sistem 1 / sistem cepat Batang otak mengelola semua otomasi dan reflek di tubuh demi kelangsungan hidup kita, sehingga mampu mengkonservasi energi Sistem limbik (amigdala) BERTanggung jawab soal emosi. sebanyak mungkin mengkonservasi energi melalui otomasi, auto pilot. sistem 2 / sistem lambat ● Otak berpikir, yang terdiri dari bagian gerak kompleks, rekayasa penggunaan alat dan berada dalam satu kesatuan dengan otak luhur, atau neocortex yang tugasnya berpikir strategis, kreatif, metakognitif. Ini adalah kekuatan, namun karena kerja itu semua memakan banyak sekali energi, maka hal ini pun sekaligus menjadi kelemahan. Insting kita akan lebih cepat bereaksi dan mengklasifikasikan sesuatu sebagai ancaman, ketimbang harus menganalisanya terlebih dahulu apakah benar itu adalah ancaman. Kabar baiknya, otak manusia memiliki kemampuan untuk belajar.

B. PROFIL PELAJAR PANCASILA

Semangat Merdeka Belajar yang sedang dicanangkan ini juga memperkuat tujuan pendidikan nasional sehingga Pelajar Pancasila berarti pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila, Pelajar yang terbangun utuh keenam dimensi pembentuknya. Dimensi ini adalah: 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; 6) Kreatif. Melibatkan orang lain dengan tetap menghargai keragaman latar belakang yang dimiliki (dimensi Gotong Royong dan Berkebinekaan Global)
Tugas B.1
mengawal filosofis pendidikan KHD dengan menjaga TRIKON agar siswa dituntun Semangat Merdeka Belajar memperkuat tujuan pendidikan nasional (UU No. 20/ 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, dimana Pendidikan diselenggarakan agar setiap individu dapat menjadi manusia yang “beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.) memunculkan pedoman, penunjuk arah yang konsisten, dalam pendidikan di Indonesia. Pedoman tersebut adalah Profil Pelajar Pancasila (Kemndikbud, 2020) Pelajar Pancasila disini berarti pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila. Pelajar yang memiliki profil ini adalah pelajar yang terbangun utuh keenam dimensi pembentuknya. Dimensi ini adalah: 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; 6) Kreatif.

C. PERAN GURU PENGGERAK

Kategori guru penggerak yaitu mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin manajemen sekolah, serta memimpin pengembangan sekolah. Guru Penggerak tidak hanya berfokus pada sebagai pemimpin pembelajaran, akan tetapi juga menggerakkan diri serta lingkungan sekolah agar dapat mewujudkan sekolah yang berpihak pada murid. 5 butir peran dari seorang Guru Penggerak: 1. Menjadi Pemimpin Pembelajaran 2. Menggerakkan Komunitas Praktisi 3. Menjadi Coach Bagi Guru Lain 4. Mendorong Kolaborasi Antar Guru 5. Mewujudkan Kepemimpinan Murid
Kompetensi guru dan kepala sekolah
PERATURAN DIRJEN GTK No. 6565/B/GT/2020 TENTANG MODEL KOMPETENSI DALAM PENGEMBANGAN PROFESI GURU MODEL KOMPETENSI KEPEMIMPINAN SEKOLAH 1. Pengembangan diri dan orang lain 2. kepemimpinan pembelajaran 3. kepemimpinan manajemen sekolah 4. Kepemimpinan pengembangan sekolah struktur model sebagai berikut. Kategori: Kompetensi: Indikator: Menyebutkan indikator menjelaskan sejumlah perilaku kunci disebut kompeten bila menunjukkan keseluruhan indikator. Jenjang Kompetensi Menyebutkan tingkat penguasaan kompetensi pada tingkatan kompetensi berkembang hingga yang paling mahir. Jenjang kompetensi membantu menentukan syarat kompetensi untuk suatu tahapan pengembangan. Dimensi Jenjang: 1. Praktik Kepemimpinan: Derajat jangkauan praktik kepemimpinan 2. Orientasi Kepemimpinan: Derajat dampak praktik kepemimpinan Berkembang Layak Cakap Mahir Untuk setiap jenjang jabatan dan kewenangan kepemimpinan sekolah, diperlukan profil kompetensi masing-masing jenjang jabatan.
Tugas C.1
peran apa yang sejauh ini sering lakukan? Melakukan sebuah inovasi dan kreativitas merdeka belajar siswa dengan sosialisasi tujuan yang hendak dicapai dan dasar hukumnya dalam bertindak, dari situ baru bisa di buat sebuah sistem yang melibatkan semua orang, yang terpenting adalah kesadaran dan keinginan bagi semua pelaku kegiatan bahwa yang dilakukannya merupakan hak dan kewajiban yang merupakan kerja baik bagi sistem yang di bangun. sehingga dengan kesadaran itikad baik dan kerja baik maka akan tercipta gotong royong dan kekeluargaan sehingga tujuan tercapai. peran yang sejauh ini jarang dilakukan peran menciptakan kebersamaan sehingga bisa menjadi gerak bersama dalam mencapai tujuan bersama dalam merdeka belajar siswa sehingga peran guru, orangtua dengan komite, siswa dan ikatan alumni, serta pemangku kebijakan dan masyarakat terjalin lebih erat. Ceritakan pengalaman yang paling Anda ingat terkait dengan Peran ini! perbedaan sudut pandang yang harus disamakan persefsi karena dengan bersama kita bisa
Tanggapan Reflektif
5 butir peran dari seorang Guru Penggerak: 1. Menjadi Pemimpin Pembelajaran 2. Menggerakkan Komunitas Praktisi 3. Menjadi Coach Bagi Guru Lain 4. Mendorong Kolaborasi Antar Guru 5. Mewujudkan Kepemimpinan Murid
D. NILAI-NILAI GURU PENGGERAK
Kelima nilai dari Guru Penggerak adalah: Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, serta Berpihak pada Murid.
D. 1. Mandiri
Mandiri berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa mendorong dirinya sendiri untuk melakukan aksi serta mengambil tanggung jawab atas segala hal yang terjadi pada dirinya. Segala perubahan yang terjadi di sekitar kita maupun pada diri kita, muncul dari diri kita sendiri Mandiri pada nilai Guru Penggerak adalah 1. Menentukan tujuan perubahan yang ingin dicapai dan dampak dari pencapaian tujuan tersebut 2. Rayakan keberhasilan dalam setiap pencapaian
Tugas D.1 Mandiri
Berdasarkan pemahaman, kata kunci dari dari nilai Mandiri pada nilai Guru Penggerak adalah 1. Menentukan tujuan perubahan yang ingin dicapai dan dampak dari pencapaian tujuan tersebut 2. Rayakan keberhasilan dalam setiap pencapaian perilaku yang bisa dilakukan oleh seorang Guru Penggerak terkait nilai mandiri dengan sosialisasi dan penerapan merdeka belajar dimulai dari diri sendiri kemudian diharapkan dapat mengimbas bagi lingkungan sekitar. pengalaman yang terkait dengan nilai Mandiri ini penyamaan sudut pandang dan pemahaman, walau berbeda beda cara dengan tujuan yang sama akan bisa dengan tercapai tujuan yang diharapkan. jadi langkah awal yang sering dihadapi adalah penyamaan persefsi.
D. 2. Reflektif
nilai reflektif 1. membuka diri terhadap pengalaman yang baru dilaluinya 2. melakukan evaluasi terhadap apa saja hal yang sudah baik, serta apa yang perlu dikembangkan. Apa yang dievaluasi tentu saja beragam, bisa terhadap kekuatan dan keterbatasan diri sendiri, pendapat yang dimiliki oleh diri sendiri, proses, dll. Guru Penggerak yang reflektif 1. tidak hanya berhenti sampai berefleksi 2. melakukan aksi perbaikan yang bisa dilakukan. 3. terbuka untuk meminta dan menerima umpan balik dari orang-orang di sekelilingnya.
Model Refleksi 4P
Model refleksi 4P Peristiwa (Facts): paparan obyektif berdasarkan pengalaman nyata atas apa yang sejauh ini telah dialami. Contoh pertanyaan: apa kendala yang saya hadapi? apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut? apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut? apakah tindakan tersebut berhasil? Perasaan (Feelings): apa yang dirasakan kini setelah mengikuti proses tersebut. Contoh pertanyaan: Apa yang saya rasakan ketika menghadapi kendala tersebut? ketika saya mencoba mengatasi kendala tersebut bagaimana perasaan saya? Pembelajaran (Findings): apa hal paling konkrit yang dapat diambil sebagai pembelajaran dan mungkin telah membawa makna baru. Contoh pertanyaan: apa yang saya pelajari dari proses ini? apa hal baru yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini? Penerapan ke depan (Future): apa hal yang dapat segera diterapkan baik sebagai individu. Contoh pertanyaan: apa yang bisa saya lakukan ke depannya dari pembelajaran di proses ini? pada aspek apa?
 https://www.youtube.com/watch?v=Gtjah_YRViY&t=71s
Model Refleksi 5M
Model Refleksi 5M Model refleksi 5M, yang diadaptasi dari model 5R (Bain, dkk, 2002, dalam Ryan & Ryan, 2013). 5M terdiri dari langkah-langkah berikut: Mendeskripsikan (Reporting) Merespon (Responding) Mengaitkan (Relating) Menganalisis (Reasoning) Merancang ulang (Reconstructing) 
Tugas D.2 Reflektif
kunci dari dari nilai Reflektif membuka diri terhadap pengalaman yang baru dilaluinya, lalu melakukan evaluasi terhadap apa saja hal yang sudah baik perilaku yang bisa dilakukan oleh seorang Guru Penggerak terkait nilai Reflektif tidak hanya berhenti sampai berefleksi namun juga sampai melakukan aksi perbaikan yang bisa dilakukan. juga senantiasa terbuka untuk meminta dan menerima umpan balik dari orang-orang di sekelilingnya. pengalaman terkait dengan nilai Reflektif ini! mensosialisasikan kegiatan dan membuat sistem kerja bersama dengan kesamaan persefsi agar tercapai tujuan serta menerima usul dari siswa dan rekan guru serta unsur terkait dalam peningkatan kegiatan EKSTRAKURIKULER dan KBM serta Pengembangan diri guna peningkatan pengimbasan dan tujuan pendidikan dan pengajaran.
D3. Kolaboratif
Kolaboratif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa membangun hubungan kerja yang positif terhadap seluruh pihak 1. pemangku kepentingan yang berada di lingkungan sekolah 2, pemangku kepentingan yang berada di luar sekolah (contoh: orang tua murid dan komunitas terkait) dalam mencapai tujuan pembelajaran
Tugas D.3 Kolaboratif
kunci dari dari nilai Kolaboratif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa membangun hubungan kerja yang positif terhadap seluruh pihak 1. pemangku kepentingan yang berada di lingkungan sekolah 2, pemangku kepentingan yang berada di luar sekolah (contoh: orang tua murid dan komunitas terkait) dalam mencapai tujuan pembelajaran perilaku yang bisa dilakukan oleh seorang Guru Penggerak terkait nilai Kolaboratif peningkatan kerjasama semua komponen mulai dari diri, siswa, rekan guru, unsur pimpinan orang tua, masyarakat dal merdeka belajar siswa pengalaman Anda yang terkait dengan nilai Kolaboratif dengan pembentukan komite sekolah dan mengawali peningkatan IKA sekolah juga peningkatan kerja sama eksternal dan internal
D. 4. Inovatif
Inovatif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa memunculkan gagasan-gagasan baru dan tepat guna terkait situasi tertentu ataupun permasalahan tertentu
Tugas D.4 Inovatif
1. kunci dari dari nilai Inovatif gagasan-gagasan baru dan tepat guna 2. perilaku terkait nilai Inovatif penyelesaian masalah yang mungkin tidak biasa namun tepat guna.Menggunakan nilai reflektif dalam mengevaluasi sebuah proses ataupun masalah, dan mencari gagasan-gagasan lainnya untuk menyelesaikan masalah tersebut. melihat peluang/potensi yang ada di sekitarnya (baik dari guru lain, murid, kepala sekolah, orang tua murid, komunitas lainnya) untuk mendukung ide orisinal demi menguatkan pembelajaran murid. keterbukaan terhadap gagasan serta ide lain yang muncul dari luar dirinya untuk memecahkan masalah, mencari informasi lain yang bisa mendukung proses 3. pengalaman nilai Inovatif dalam perpisahan siswa di sekolah menggunakan seluruh potensi siswa yang ada demi kebahagiaan mereka, seperti upacara adat dari ekskul seni tradisi, hiburan dari kabaret sekolah.
5. Berpihak pada Murid 
Berpihak pada murid disini berarti seorang Guru Penggerak selalu bergerak dengan mengutamakan kepentingan perkembangan murid sebagai acuan utama. Segala keputusan yang diambil oleh seorang Guru Penggerak didasari pembelajaran murid terlebih dahulu, bukan dirinya sendiri.
Tugas D.5 Berpihak pada Murid
kunci dari dariBerpihak pada murid disini berarti seorang Guru Penggerak selalu bergerak dengan mengutamakan kepentingan perkembangan murid sebagai acuan utama. Segala keputusan yang diambil oleh seorang Guru Penggerak didasari pembelajaran murid terlebih dahulu, bukan dirinya sendiri. perilaku yang dilakukan terkait nilai Berpihak pada Murid dengan menuntun sebagaimana kodrat siswa pengalaman yang terkait dengan nilai Berpihak pada Murid membimbing lomba ekskul siswa menang atau kalah yang terpenting berfartisifasi aktif dalam kegiatan guna pengembangan diri siswa


Kompetensi Guru Penggerak


1. Kategori Pengembangan diri dan orang lain

a. Menunjukkan praktik pengembangan diri berdasarkan kesadaran dan kemauan pribadi.

1. Mengenali potensi diri dalam kepemimpinan pendidikan.2. Mengambil inisiatif, menetapkan tujuan, dan merencanakan pengembangan diri sesuaidengan kebutuhan kepemimpinan pendidikan yang dihadapi.3. Melakukan pengembangan diri sesuai dengan yang direncanakan.4. Melakukan refleksi terhadap hasil pengembangan diri untuk perbaikan.


Berkembang Layak Cakap Mahir 

Melakukan refleksi terhadap potensi diri dan hasil pengembangan diri sesuai dengan kebutuhan kepemimpinan pendidikan yang dihadapi.

Membiasakan diri melakukan refleksi terhadap potensi diri dan hasil pengembangan diri sesuai dengan kebutuhan kepemimpinan pendidikan yang dihadapi sehingga dapat menentukan tujuan pengembangan diri yang spesifik.

Menjadi terbiasa melakukan refleksi secara terstruktur dalam praktik kepemimpinan sehingga memiliki mekanisme dalam pengembangan diri secara mandiri.

Menginisiasi kolaborasi dalam melakukan refleksi dengan melibatkan warga sekolah, termasuk memantau dampak efektivitasnya pada perkembangan sekolah, sebagai dasar untuk melakukan pengembangan praktik kepemimpinan pembelajaran dan pendidikan.

b. Mengembangkan kompetensi warga sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

1. Memetakan kebutuhan belajar warga sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.2. Melakukan pendampingan kepada guru untuk melakukan pengembangan diri.3. Melakukan pendampingan kepada guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.4. Mendorong warga sekolah menguasai kompetensi yang dibutuhkan.5. Memberikan kesempatan kepada warga sekolah untuk melakukan pengembangankompetensi di luar sekolah.

 

Jenjang Kompetensi Berkembang Layak Cakap Mahir

 Memetakan kebutuhan belajar warga sekolah dalam melakukan pengembangan diri untuk

Meningkatkan kualitas pembelajaran.

 

Menentukan strategi dan melakukan pendampingan kepada guru dalam pelaksanaan pengembangan diri dan peningkatan kualitas pembelajaran.

 Menentukan strategi dan melakukanpendampingan kepada gurudalam  pelaksanaanpengembangan diridan peningkatan kualitas pembelajaran serta memberikan kesempatan kepada warga sekolah dalam peningkatan kompetensi di luar sekolah.

Mengembangkan mekanisme dalam pemetaan kebutuhan belajar warga sekolah, penentuan strategi, dan pendampingan kepada guru dalam pelaksanaan pengembangan diri dan peningkatan

Kualitas pembelajaran serta dalam memberika kesempatan kepada warga sekolah dalam peningkatan kompetensi di luar sekolah.


c. Berpartisipasi aktif dalam jejaring dan organisasi yang relevan dengan kepemimpinan sekolah untuk mengembangkan karier.
 

1. Ikut serta dalam kegiatan jejaring dan organisasi yang relevan dengan kepemimpinan sekolah.2. Berbagi praktik baik kepemimpinan sekolah dalam kegiatan jejaring dan organisasi yang relevan.3. Mengadopsi dan mengadaptasi praktik baik kepemimpinan dari kegiatan jejaring dan organisasiyang relevan.4. Mendampingi pimpinan sekolah lain dalam pengembangan karier melalui jejaring danorganisasi yang relevan dengan kepemimpinan sekolah.5. Berinisiatif mengembangkan dan memberdayakan jejaring dan organisasi kepemimpinansekolah.

Jenjang Kompetensi Berkembang Layak Cakap Mahir

Berpartisipasi dalam kegiatan jejaring dan organisasi kepemimpinan sekolah dengan Mengambil praktik baik dari kepemimpinan sekolah lain untuk melakukan refleksi dalam rangka pengembangan diri 

 Berbagi praktik baik dalam kepemimpinan sekolah secara berkala dan konsisten melalui kegiatan jejaring dan organisasi yang relevan, serta mengadopsi dan mengadaptasi praktik baik dalam kepemimpinan sekolah lain yang relevan

 Berbagi praktik baik dalam kepemimpinan sekolah secara berkala dan konsisten, mengadopsi danMengadaptasi praktik baik dalam kepemimpinan sekolah lain yang relevan, serta mendampingi pimpinan sekolah lain dalam pengembangan karier melalui jejaring dan organisasi yang relevandengan kepemimpinan sekolah

 

Menginisiasi pengembangan dan pemberdayaan jejaring dan organisasi kepemimpinan sekolah untukMemfasilitasi kegiatan berbagi praktik baik dalam kepemimpinan sekolah secara berkala dan konsisten, kegiatan mengadopsi dan mengadaptasi praktik baik dalam kepemimpinan sekolah lain yang relevan, serta kegiatan mendampingi pimpinan sekolah lain dalam pengembangan karier

 

d. Menunjukkan kematangan spiritual, moral, dan emosi untuk berperilaku sesuai dengan kode etik

 1. Mengaktualisasikan makna, tujuan, dan pandangan hidup pimpinan sekolah berdasarkankeyakinannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa2. Mengelola emosi agar berdampak positif dalam kepemimpinan sekolah3. Menggunakan prinsip moral dalam melakukan pengambilan keputusan4. Melaksanakan perilaku kerja dan praktik kepemimpinan yang mengacu pada kode etik5. Menerapkan strategi untuk menghindari pelanggaran kode etik dan konflik kepentingan

 

Jenjang Kompetensi Berkembang Layak Cakap Mahir

 

Mengelola emosi,menggunakanprinsip moral, danmenunjukkankeyakinanterhadap Tuhan

yang Maha Esauntuk berperilakukerja yangmengacu padakode etik.

 

Mengelolaemosi,menggunakanprinsip moral, danmenunjukkankeyakinan terhadapTuhan yang MahaEsa untukmengembangkanperilaku kerja danpembelajaran yangmengacu pada kodeetik.

Mengelola emosi,menggunakanprinsip moral,danmenunjukkankeyakinanterhadap Tuhanyang Maha Esauntukmengembangkanperilaku kerjadanpembelajaranyang mengacupada kode etik,sertamengantisipasipelanggaran kodeetik danmenghindarikonflikkepentingan.

 

Membantukepemimpinansekolah yang laindalam mengelolaemosi,menggunakanprinsip moral, dan

menunjukkankeyakinanterhadap Tuhanyang Maha Esauntukmengembangkanperilaku kerja danpembelajaran yangmengacu padakode etik sertamengantisipasiterjadinyapelanggaran kode etikdanmenghindarikonflikkepentingan.

 


2. Kategori kepemimpinan pembelajaran


a. Memimpin upaya pengembangan lingkungan belajar yang berpusat pada murid
 

1. Mengembangkan dan merawat lingkungan sekolah yang nyaman dan aman bagi warga

sekolah.2. Mengembangkan komunikasi dan interaksi warga sekolah yang saling percaya dan

peduli.3. Memfasilitasi masukan dan aspirasi murid dalam penyusunan kebijakan pegembangan

lingkungan belajar dan pelaksanaan praktik belajar.4. Memastikan guru melibatkan murid dalam membangun lingkungan belajar yang

kondusif.

 

Jenjang KompetensiBerkembang Layak Cakap Mahir

 

Mengajak guruuntukmengembangkankelas sebagaisistem sosialyangmewujudkanmerdeka belajar.

Melibatkan seluruhwarga sekolahuntukberpartisipasidalam mewujudkanlingkungan belajaryang aman dannyaman bagiaktivitas murid danguru sehinggasenantiasaterwujud merdekabelajar.

 

Memastikan danmembangunkomunikasi sertainteraksipersuasif seluruhwarga sekolahdalam

berpartisipasimewujudkanlingkungansekolah yangkondusif, aman,dan nyaman bagiaktivitas murid

dan gurusehinggasenantiasaterwujudmerdeka belajar.

 

Mengembangkansistem yangmemastikanmasukan danaspirasi muridsebagaipertimbangandalam

penyusunankebijakan danpraktik belajarpada level kelasdan sekolahdengan dukungan dari

warga sekolah yanglain untukmewujudkanlingkungan belajaryang kondusif,aman, dan

nyaman bagiaktivitas muriddan guru sehinggasehinggasenantiasa terwujud merdekabelajar.

 

b. Memimpin perencanaan dan pelaksanaan proses belajar yang berpusat pada murid.

 1. Memimpin pertemuan guru untuk merencanakan proses belajar yang berpusat padamurid.2. Memberi umpan balik terhadap perencanaan dan pelaksanaan proses belajar sebagai dasar bagiguru melakukan perbaikan.3. Menunjukkan praktik pembelajaran yang berpusat pada murid sebagai teladan bagi guru.4. Menyediakan dukungan agar guru fokus dalam melaksanakan proses belajar yangberpusat pada murid.

 

Jenjang KompetensiBerkembang Layak Cakap Mahir

 

Mengadakanpertemuan untukmelakukanperbaikanperencanaan danpeningkatanpraktik

pembelajaranuntukmenumbuhkankegemaranbelajar setiapmurid.Mengadakan danmemandu

pertemuan untukmembantu gurudalam melakukanrefleksi untukmemperbaiki

aktivitas belajaryang berpusat padamurid danbermakna bagisetiap murid.

 

Menumbuhkankebiasaanberdiskusi aktifuntuk membantuguru dalammelakukanrefleksi untuk

memperbaikiaktivitas belajaryang berpusatpada murid danbermakna bagisetiap muridberdasarkan

praktik baikpembelajaran dandata dariasesmen proses danhasil belajar.

 

Mengembangkanmekanisme yangdigunakan untukmembantu gurumendapatkandukungan dari

guru lain ataumanajemensekolah dalammeningkatkankualitaspembelajaran yangberpusat padamurid berdasarkanpraktik baikpembelajaran dandata dari asesmenproses dan hasilbelajar.

 

c. Memimpin refleksi dan perbaikan kualitas proses belajar yang berpusat pada murid.


1. Mengoordinasi pengumpulan dan pengolahan data terkait proses dan hasil belajar murid.2. Mengoordinasi evaluasi praktik pembelajaran berdasarkan data terkait proses dan hasil belajarmurid.3. Memimpin pertemuan refleksi secara berkala untuk perbaikan kualitas proses belajar.4. Membimbing guru untuk melakukan perbaikan kualitas proses belajar berdasarkan hasildarirefleksi.

 

Jenjang Kompetensi Berkembang Layak Cakap Mahir

Memimpinpertemuanrefleksi secaraberkala yangmelibatkansemua guruuntuk perbaikankualitas prosesbelajar.Memimpinpertemuanrefleksi secaraberkala yangmelibatkansemua guru

berdasarkananalisis data yangmenghasilkan inisiatifuntukperbaikankualitas prosesbelajar yang

terukur.

 

Memimpinpertemuanrefleksi secaraberkala yangmelibatkansemua guruberdasarkananalisis data yang

menghasilkan inisiatifkolaboratif untukperbaikankualitas prosesbelajar yangterukur

 

Mengembangkan mekanismerefleksi secaraberkala yangmelibatkansemua guruberdasarkan

analisis data yangmenghasilkan inisiatifkolaboratif untukperbaikankualitas prosesbelajar yang

 terukur.

 d. Melibatkan orang tua/wali murid sebagai pendamping dan sumber belajar di sekolah.

1. Mendukung guru untuk memahami kebutuhan dan karakteristik orang tua/wali murid.2. Menginisiasi komunikasi dan interaksi dengan orang tua/wali murid.3. Menyediakan dukungan kepada guru agar dapat berkomunikasi dan berinteraksidengan orang tua/wali murid.4. Menyediakan kesempatan terbuka bagi orang tua/wali murid untuk menyampaikanpendapat.5. Menyediakan kesempatan bagi orang tua/wali murid untuk berperan sebagai pendamping dansumber belajar.6. Mendorong orang tua/wali murid untuk menggunakan kesempatan sebagai pendamping dansumber belajar.

Jenjang KompetensiBerkembang Layak Cakap Mahir


Membangunkomunikasiberdasarkanpemahamanempatik untukmengoptimalkanperan orangtua/wali muridsebagaipendampingbelajar.


Memfasilitasiinteraksi antaraorang tua/walimurid dan guruberdasarkanpemahamanempatik untuk mengoptimalkanperan orangtua/wali muridsebagaipendamping dansumber belajar disekolah.

 Memfasilitasisecara berkalainteraksi antaramurid, orangtua/wali murid,dan guruberdasarkanpemahamanempatik untukmengoptimalkanperan orangtua/wali muridsebagaipendamping dansumber belajar disekolah yangberdampak padapeningkatankualitas prosesbelajar.

 

Mengembangkanmekanisme untukmemfasilitasisecara berkalainteraksi antaramurid, orangtua/wali murid,dan guru sertamenyediakanperan bagi orangtua/wali muriduntuk terlibatdalam prosesbelajar danmenanganikeluhan orangtua/wali muridyang berdampak padapeningkatan kualitasproses belajar.

 

 

3. Kategori kepemimpinan pengembangan sekolah


a. Memimpin program pengembangan sekolah untuk mengoptimalkan proses belajar murid dan
mendukung kebutuhan masyarakat sekitar sekolah yang relevan.

1. Melakukan evaluasi diri sekolah yang melibatkan warga sekolah dengan berbasis datadan bukti2. Menentukan prioritas, merancang, dan melaksanakan program pengembangansekolah dengan mengacu pada kebutuhan murid, ketersediaan sumber daya, sertavisi dan misi sekolah3. Menginisiasi program pengembangan sekolah dalam lingkup terbatas untuk mendapatkanbukti keberhasilan sebelum diterapkan pada lingkup yang lebih luas4. Mengimplementasikan pendekatan inovatif untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensiprogram pengembangansekolah5.Mengorganisasi proses pengembangan sekolah untuk memastikan peningkatan kualitasproses belajar yang berdampak pada murid 6. Mewujudkan peran sekolah untukmendukung kebutuhan masyarakat sekitar sekolah yang relevan

 

Jenjang KompetensiBerkembang Layak Cakap Mahir

 

Merencanakandanmengorganisasiprogrampengembangansekolah secaraefektif danefisiensi.

 

Merencanakandanmengorganisasiprogrampengembangansekolah secaraefektif dan efisien

untukmeningkatkankualitas prosesbelajar yangberdampak padamurid.

 

Melibatkan wargasekolah dalamprosespengembangansekolah yangberpendekatan

inovatif, yangefektif dan efisienuntukmeningkatkan

kualitas prosesbelajar yangberdampak padamurid sertamendukungkebutuhanmasyarakatsekitar sekolahyang relevan.

 

Membangunmekanisme untukmemfasilitasiprosespengembangansekolah yangberpendekataninovatif, yangefektif dan efisienuntukmeningkatkankualitas prosesbelajar yangberdampak pada

murid sertamendukungkebutuhanmasyarakat sekitarsekolah yangrelevan.

 

b. Melibatkan orang tua/wali murid dan masyarakat dalam pengembangan sekolah

1. Mengomunikasikan pentingnya pengembangan sekolah untuk peningkatan kualitas

belajar murid kepada orang tua/wali murid dan masyarakat.2. Menyediakan kesempatan bagi orang tua/wali murid dan masyarakat untukmengambil peran dalam pengembangan sekolah.3. Mengomunikasikan dampak hasil pengembangan sekolah pada peningkatan kualitasbelajar murid kepada orang tua/wali murid dan masyarakat.


Jenjang KompetensiBerkembang Layak Cakap Mahir

Mengomunikasikandan memintamasukan dari orangtua/wali murid danmasyarakat terkaitdampak hasilpengembangansekolah padapeningkatankualitas belajarmurid.

Mengomunikasikandenganmenggunakanberbagai strategikomunikasi yangmendorongketerlibatan orangtua/wali murid danmasyarakat dalampengembangansekolah yangberdampak padapeningkatankualitas belajarmurid.


Mengomunikasikan hasilpengembangansekolah sertamenyediakankesempatan bagiorang tua/wali

murid danmasyarakatuntuk mengambilperan dalamprogrampengembangansekolah yangberdampak padapeningkatankualitas belajarmurid.

 

Membangunmekanisme yangmemfasilitasikomunikasi hasilpengembangansekolah danpenyediaankesempatan bagiorang tua/walimurid danmasyarakat untukmengambil perandalam programpengembangansekolah yangberdampak padapeningkatan kualitasbelajar murid.

 

 

4. Kategori kepemimpinan manajemen sekolah

 


a. Mengembangkan dan mewujudkan visi sekolah yang berorientasi pada murid

1. Memfasilitasi keikutsertaan warga sekolah dalam penyusunan visi dan misi sekolah sertaprogramnya.2. Menumbuhkan budaya belajar warga sekolah yang berorientasi pada murid untukmewujudkan visi dan misi sekolah.3. Mengomunikasikan visi dan misi sekolah dengan menggunakan basis bukti dan data melaluiberbagai media.4. Memberi kesempatan pada warga sekolah untuk mencoba pendekatan baru secara iteratif danreflektif sesuai perannya dalam mewujudkan visi dan misi sekolah.5. Mengevaluasi implementasi program secara berkala untuk mewujudkan visi dan misiSekolah

 

Jenjang Kompetensi Berkembang Layak Cakap Mahir

 Memfasilitasikeikutsertaanwarga sekolahdalammenyusun visidan misisekolah sertaprogramnya.

 Memfasilitasikeikutsertaanwarga sekolahdalam menyusunvisi dan misisekolah yangmenumbuhkan

budaya belajaryang berorientasipada murid serta


mengomunikasikannya berbasisbukti dan datamelalui berbagaimedia.

 Memfasilitasikeikutsertaanwarga sekolahdalam menyusun,mengomunikasikan,dan mewujudkan visidan misisekolah denganpendekatan barusecara iteratif danreflektif sesuaidengan perannya,

serta mengevaluasiimplementasiprogram secaraberkala untukmewujudkan visi danmisi sekolah.

 Membangunmekanismedalammemfasilitasikeikutsertaanwargasekolahdalammenyusun,mengomunikasik an,danmewujudkan visi danmisi sekolah denganpendekatan barusecara iteratifdan reflektifsesuai denganperannya, sertamengevaluasiimplementasiprogram secaraberkala untukmewujudkan visidan misi sekolah.


b. Memimpin dan mengelola program sekolah yang berdampak pada murid.

1. Menyusun program prioritas dalam merancang program yang sesuai dengan visi dan misi

sekolah, realistis, dan berorientasi pada murid.2. Mendapatkan sumber daya yang sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan untukmelaksanakan program sekolah.3. Memberdayakan sumber daya sekolah yang tersedia secara efektif dan efisien untukmeningkatkan kualitas belajar.4. Menunjukkan praktik baik pelaksanaan program sekolah yang berdampak pada murid.5. Mengarahkan warga sekolah untuk menjalankan program dengan menjelaskanketerkaitan program dengan visi dan misi sekolah.6. Memantau dan memberi umpan balik untuk memotivasi warga sekolah dalammenjalankan program yang berdampak pada murid.7. Memandu pertemuan secara berkala untuk merefleksikan dan memperbaikipelaksanaan program sekolah agar lebih berdampak pada murid.

 

Jenjang KompetensiBerkembang Layak Cakap Mahir


Menyusunprogram sekolahdan memantauketerlaksanaannyaagar berjalansesuai denganrencana programdan visi dan misisekolah.

Mengorganisasiwarga sekolahdalam menyusunprogram sekolah danmemberdayakansumber daya

yang tersediauntukmelaksanakanprogram sekolahsecara efektif danefisien.

Mengorganisasiwarga sekolahdalammelaksanakanprogram sekolahdenganmenunjukkan

praktik baik,memantau,memberi umpanbalik, danmemandupertemuan secaraberkala untukmemperbaikipelaksanaanprogram sekolahagar lebihberdampak padamurid.

 

Mengembangkanmekanismeuntukmengorganisasiwarga sekolahdalammelaksanakanprogram sekolahdenganmenunjukkanpraktik baik,memantau,memberi umpanbalik, danmemandupertemuan secaraberkala untukmemperbaikipelaksanaanprogram sekolahagar lebihberdampak padamurid.

REFLEKSI 

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA
KI HAJAR DEWANTARA

(BAPAK PENDIDIKAN NASIONAL)



Oleh:
RAMDAN SANI, S.Pd., M.M
CGP



1. MULAI DARI DIRI


Belajar adalah proses yang asalnya tidak tau menjadi tau dan adanya perubahan tingkah laku. Menjadi berat apabila  pola pikir dan hati kita menganggap belajar sebagai kewajiban bukan sebagai hak sehingga badan menolak merasa lelah, permasalahan pembelajaran ini masih sangat relevan di jawab dengan pemikiran pendidikan Ki. Hajar Dewantara pendidikan bukanlah tujuan, melainkan media untuk mencapai tujuan perjuangan yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang merdeka lahir dan batin. 

Ki. Hajar Dewantara terlahir dengan nama Raden Mas Suwardi Suryaningrat pada 2 Mei 1889. kemudian berganti nama di usianya yang ke 39 tahun, ia berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Ki Hadjar Dewantara sangat kreatif, dinamis,jujur, sederhana, konsisten, konsekuen dan berani. Ki Hadjar Dewantara meninggal dunia pada tanggal 26 April 1959

berdasarkan keputusan Presiden RI Nomor: 316 tahun 1959

1. Tanggal 28 November 1959, Ki Hadjar Dewantara ditetapkan sebagai “Pahlawan Nasional”. 

2. Tanggal 16 Desember 1959, pemerintah menetapkan tanggal lahir Ki Hadjar Dewantara tanggal 2 Mei sebagai “Hari Pendidikan Nasional” 

B. Pemikiran Ki. Hadjar Dewantara 

ing ngarso sung tulodo, 

ing madya mangun karso, 

tut wuri handayani 

Pendidikan dijadikan media untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokraris serta bertanggung jawab. 

tujuan pendidikan 

tujuan pendidikan berkaitan dengan individu dan masyarakat

1.  tujuan jasmani

2.  akal

3.  rohani 

4.  sosial

Peran pendidik  

1.   fasilitator 

2.  motivator. 

empat kompetensi pendidik

1.   pedagogik

2.  kepribadian

3.  sosial 

4.  profesional. 


Prinsif pembelajaran 

1.  prinsip kemerdekaan 

2. prinsip kebangsaan

3. prinsip kebudayaan

4. prinsip kodrat alam

6. prinsip kemanusiaan


materi pembelajaran 

1. pembelajaran diajarkan sesuai dengan tingkat perkembangan usia

peserta didik. 

2. meletakkan mata pelajaran pendidikan Agama Budi Pekerti di setiap jenjang satuan pendidikan.

C. pendidikan dan pengajaran.

pengajaran merupakan bagian dari pendidikan yang merupakan  proses pendidikan. 

pendidikan bukan tujuan akan tetapi media mencapai tujuan

ing ngarso suntulodo. ing madyo mangun karso dan tut wuri handayani. pendidikan menuntun siswa menemukan kodrat alaminya. pendidikan berfokus pada siswa. cipta karsa dan karya menjadi tenagasebagai budi yang akan menjadi daya siswa yang secara kodrati ada akan tetapi harus di tuntun oleh pendidik.

membuka potensi siswa yang harus bisa mengikuti perubahan alam. dan perubahan zaman tanpa melupakan kesejatian kodrati sebagai manusia yang berbudi pekerti. dalam laku mencapai kebahagiaan

Karya-Karya Ki. Hajar Dewantara

buku bagian pertama : tentang Pendidikan, 

buku bagian kedua         : tentang Kebudayaan, 

buku bagian ketiga          : tentang Politik dan Kemasyarakatan, 

buku bagian keempat  : tentang Riwayat dan Perjuangan Hidup 



2. HARAPAN DAN EKSPEKTASI

A. sebagai seorang tenaga kependidikan berharap dengan pengetahuan mengenai filosofis pendidikan KHD bisa menambah pengembangan diri yg bermanfaat bagi pendidikan secara umum dan di sekolah maupun secara pribadi.

B. dengan peningkatannya pengembangan diri dengan filosofis KHD diharapkan dapat mengimbas kepada pembelajaran yang berfokus pada siswa sehingga bisa menjadi bekal siswa untuk menyongsong kehidupan kedepan dengan pengenalan potensi terpendam di dirinya dengan tuntunan guru

C. pengajaran sebagai proses pendidikan yang terus berputar mengikuti alur perubahan kodrat alam dan kodrat zaman pendidik sebagai penuntun fokus pada  potensi kodrati anak/siswa. 


2. EKSPLORASI KONSEP

MERDEKA BELAJAR



A. PENDIDIKAN JAMAN KOLONIAL

Potret pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial hingga kini

merdeka merupakan kemerdekaan diri baik pikiran maupun perasaan yang dikenal sebagai ruhani, 
dan tentu saja kemerdekaan fisik. merdeka kadang disalah tafsirkan sebagai kebebasan yang tanpa aturan. kesadaran diri hati dan pikiran yang secara kodrati diberikan oleh tuhan merupakan aturan 
yang didasari jati diri tanpa paksaan dari luar merupakan kemerdekaan hakiki.

 jaman penjajahan pendidikan hanya dijadikan sebagai tujuan untuk memenuhi kepentingan penjajah tanpa memikirkan arti pendidikan yang sebenarnya yaitu menciptakan manusia yang secara kodrati memiliki kemerdekaan dalam hidup dan kehidupannya untuk menentukan nasibnya sendiri, pendidikan menjembatani atau sebagai media membuka eksistensi diri manusia yang merdeka memiliki kepribadian yang baik. rasa, karsa, cipta dan karya manusia indonesia merupakan jati diri budaya bangsa yang disampaikan melalui pendidikan sebagai legasi ke generasi penerus yang diharapkan memiliki jiwa dan raga yang merdeka berdasarkan pancasila yang disepakati sebagai dasar negara refleksi diri terhadap perjalanan Pendidikan Indonesia 

1. Bagian mana yang paling menarik? Mengapa? menggambarkan perjalanan pendidikan indonesia dari jaman kolonial hingga kini, awal pendirian sekolah dari para bupati ( inisiatif) walau tujuan pertama untuk penyediaan pegawai . menginsfirasi sebagai guru penggerak mulai dari hal kecil ( inovasi ) akan membuat perubahan yang semakin tumbuh dan berkembang (kreativitas ) lahirnya revolusi pendidikan dan pengajaran Taman siswa 

2. Apa tujuan pendidikan yang dapat dilihat dari video ini pada zaman Kolonial? tujuan pendididikan jaman kolonial berawal dari kebutuhan akan sumber daya manusia sebagai pegawai untuk membantu kolonial dan secara tersirat hanya untuk membantu kolonial mempertahankan penjajahannya 

3. Apa persamaan dan perbedaan antara situasi Pendidikan jaman Kolonial dan situasi Pendidikan Indonesia saat ini? 

Persamaan 
a. memenuhi kebutuhan tenaga terampil sebagai pengisi lowongan pekerjaan
b. mengajarkan pendidikan dasar membaca menulis dan berhitung perbedaan pendidikan dan pengajaran jaman koloni tentu saja bertujuan bagi kepentingan kolonial yang hanya butuh sumber daya sedangkan di jaman sekarang jaman kemerdekaan pendidikan merupakan persiapan dan perbekalan sumber daya manusia indonesia yang di upayakan bisa memenuhi kodrat alam dan kodrat jaman sehingga pendidikan memberikan tuntunan bagi sumber daya dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan diri maupun bersama sebagai bangsa. bangsa yang merdeka


B. Asas Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”. KHD pengajaran bagian dari pendidikan 

Dasar-Dasar Pendidikan
pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak” berarti secara kodrati anak memiliki potensi tersembunyi yang belum terbuka karena ketidaktahuan, pendidik menuntun anak menemukan potensi kodrati terbaiknya. 

Kodrat Alam dan Kodrat Zaman
Pendidikan mengajarkan jati diri budaya bangsa disesuaikan dengan perkembangan jaman

Budi Pekerti
keluarga merupakan masyarakat terkecil yang menjadi pendidikan awal bagi generasi penerus menjadi Ing ngarso suntulodo awal pendidikan perpaduan antara cipta karsa dan karya ( budi pekerti )

Dasar-Dasar Pendidikan
1.Pendidikan diartikan sebagai ‘tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak'
2. ‘tuntunan’ di dalam hidup tumbuhnya anak-anak kita. . hidup tumbuhnya anak itu terletak di luar kecakapan atau kehendak pendidik.walaupun hanya dapat ‘menuntun’, akan tetapi faedahnya bagi hidup tumbuhnya anak-anak sangatlah besar.
3. Pendidikanhanya ‘tuntunan’ saja di dalam hiduptumbuhnya anak-anak, tetapi perlu juga Pendidikan itu berhubungandengan kodrat keadaan dan keadaannya setiap anak.
4. ‘dasar-jiwa’ yaitu keadaan jiwa yangasli menurut kodratnya sendiri dan belum dipengaruhi oleh keadaan diluar diri
5. Menurut convergentie-theorie, watak manusia itu dibagi menjadidua bagian. Pertama, dinamakan bagian yang intelligible, Kedua, dinamakan bagian yang biologis, 
6. Budi pekerti, watak, atau karakter merupakan hasil dari bersatunyagerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehinggamenimbulkan tenaga. 
7.: (1. Kekuasaan 2. Agama(religious mench), 3.Keindahan (4. kegunaan (5,pengetahuan (6. menolong 8. Pendidikan yang teratur

Metode Montesori, Frobel dan Taman Anak

mencari jalan lahir untuk mendidik batin. (kemerdekaan belajar anak dalam arti ketika anak senang belajar merasa bermain dan tidak terpaksa) 

a. Montessori mementingkan pelajaran panca indra, hingga ujung jari pun dihidupkan rasanya, menghadirkan beberapa alat untuk latihan panca indra dan semua itu bersifat pelajaran. Anak diberi kemerdekaan dengan luas, tetapi permainan tidak dipentingkan. 

b. Frobel juga mendjaikan panca indra sebagai konsentrasi pembelajarannya, tetapi yang diutamakan adlah permainan anakanak, kegembiraan anak, sehingga pelajaran panca indra juga diwujudkan mengjadi barang-barang yang menyenangkan anak. Namun, dalam proses pembelajarannya anak masih diperintah. 

c. Taman Siswa bisa dikatakan memakai kedua metode tersebut, akan tetapi pelajaran paca indra dan permainan akan itu tidak dipisah, yaitu dianggap satu. Sebab, dalam Taman Siswa terdapat kepercayaan bahwa dalam segala tingkah laku dan segala kehidupan anak-anak tersebut sudah diisi Sang Maha Among (Pemelihara) dengan segala alat-alat yang bersifat mendidik si anak.


C. Kerangka pemikiran KHD

pendidikan proses mengajarkan jati diri budaya bangsanya yang terus bergerak pada poros kemanusiaan, menyesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat jaman perubahan harus berakar pada nilai esensi budaya bangsa (kontinuitas) dan konvergensi (kemanusiaan)serta konsentris(keragaman). pendidikan berdasarkan kodratnya dan terakhir yang berubah 

1. budi pekerti ( cipta, karsa dan karya)(tenaga) holistik menuju kebijaksanaan 

2. orientasi Anak




3. Ruang Kolaborasi  

Kerangka Pembelajaran sesuai dengan Pemikiran KHD

4. REFLEKSI



Refleksikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara sebagai pengetahuan dan pengalaman baru dalam pembelajaran

  •  pengalaman baru yang saya dapat setelah mempelajari secara mendalam pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan. 
(filosofis Ki Hadjar Dewantara) 

pengajaran (onderwijs) 

adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. 

Pendidikan (opvoeding) 

memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. 

“pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluasluasnya”  (Ki Hadjar Dewantara, 2009) 


Pendidikan tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat.  bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.

Dasar Dasar Pendidikan

Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.


pendidik untuk tetap terbuka namun tetap waspada terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, 

Prinsip perubahan  

dikenal sebagai  Asas Trikon.

a. Kontinuitas :  tidak lupa akar nilai budaya dari masyarakat

b. konvergensi : Menanamkan nilai-nilai kemanusian yang ada pada diri kita

c. konsentris : Memberikan kemerdekaan pada anak, dengan berpusat pada potensi dan minatnya.


“waspadalah, carilah barangbarang yang bermanfaat untuk kita, yang dapat menambah kekayaan kita dalam hal kultur lahir atau batin. Jangan hanya meniru. Hendaknya barang baru tersebut dilaraskan lebih dahulu”. (Ki Hadjar Dewantara, 2009)


Kodrat alami


Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk”lingkungan di mana anak berada,

kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”


 “Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidupkemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama(yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan” 
(Ki Hadjar Dewantara, 2009)

Pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman sebagai berikut

 Pendidikan anak sejatinya melihat kodrat diri anak dengan selalu berhubungan dengan kodrat zaman.  pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal budaya Indonesia.

 Oleh sebab itu, isi dan irama  adalah muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi, sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri.

Budi Pekerti

 budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya(psikomotor).  


Pendidikan Keluarga

keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak untuk melatih kecerdasan budi-pekerti (pembentukan watak individual). Keluarga juga menjadi ruang untuk mempersiapkan hidup anak dalam bermasyarakat dibanding dengan pusat pendidikan lainnya.

Alam keluarga menjadi ruang bagi anak untuk mendapatkan teladan, tuntunan, pengajaran dari orang tua. Keluarga juga dapat menjadi tempat untuk berinteraksi sosial antara kakak dan adik sehingga kemandirian dapat terciptakarena anak-anak saling belajar antara satu dengan yang lain dalam menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi. 


4. ELABORASI

  •  kekuatan saya dalam menerapkan pengetahuan dan pengalaman baru

pemahaman filosofis Ki Hadjar Dewantara di PPGP menjadi pengembangan diri dan energi baru serta angin segar dalam turut serta meningkatkan pendidikan dan pengajaran sebagai kekuatan dalam

pengajaran (onderwijs) 

Pendidikan (opvoeding)

Dasar Dasar Pendidikan

Prinsip perubahan (Asas Trikon)

Kodrat alami

Budi Pekerti

Pendidikan Keluarga

semboyan taman siswa

 “Ing Ngarso Sung Tulodo, 
   Ing Madya Mangun Karsa, 
   Tut Wuri Handayani” 
    (Ki Hadjar Dewantara, 2009)

  • hal-hal yang perlu saya ubah mulai dari diri saya agar dapat menerapkan pengetahuan dan pengalaman baru sehingga bisa mengaplikasikan semboyan taman siswa Ing Ngarso Sung Tulodo, 

       Ing Madya Mangun Karsa,  Tut Wuri Handayani” sehingga bisa menuntun merdeka belajar anak dalam pengajaran (onderwijs) dan Pendidikan (opvoeding) fengan Dasar Dasar Pendidikan berpusat pada siswa tanpa melupakan Prinsip perubahan (Asas Trikon)  juga menghormati Kodrat alami siswa yang dimiliki baik kodrat alam maupun kodrat jaman dalam meningkatkan Budi Pekerti

  • perubahan konkret yang akan saya lakukan setelah memahami pemikiran Ki Hadjar Dewantara mulai dari hal kecil dengan semaian  mensosialisasikan dan mengaplikasikan dalam keseharian secara faktual filosofis KHD dan semboyan taman siswa

     “Ing Ngarso Sung Tulodo, 
       Ing Madya Mangun Karsa, 
       Tut Wuri Handayani” 
    di lingkungan sekolah sehingga pemahaman menuntun siswa dalam kemerdekaan belajar sebagai media dalam mencapai tujuan pendidikan dengan pemahaman bersama dan bergerak bersama bisa besar kemungkinan tercapai sesuai harapan.

  • https://gurursani.blogspot.com/2021/10/filosofis-pemikiran-ki-hadjar-dewantara.html

  • https://gurursani.blogspot.com/2021/10/metode-montesori-frobel-dan-taman-anak.html

  • https://gurursani.blogspot.com


4. DEMONSTRASI KONTEKSTUAL

4. KESIMPULAN




Apa yang saya percaya tentang murid adalah siswa  yang sedang menuntut ilmu dan pembelajaran di kelas sebagai proses belajar dengan memberikan materi pengetahuan yang sudah teruji sesuai bidang studi yang diampu. 
Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari filosofis Ki Hajar Dewantara adalah pengajaran merupakan bagian dari pendidikan, pengajaran merupakan proses pemberian ilmu pengetahuan, sedangkan ternyata pendidikan lebih luas lagi, pendidikan adalah proses tuntunan bagi siswa didalam mencapai keselamatan dan kebahagian bagi siswa kita. sehingga proses persiapan dan persediaan bagi siswa harus memperhatikan kodrat keadaan baik kodrat alami maupun kodrat jaman. saya sebagai pendidik harus mampu mengawal agar kemerdekaan belajar siswa terjaga dengan TRIKON. kontinuitas, konsentris dan konvergensi. yang muaranya berpusat pada siswa dalam mencapai kebahagiaan lahir maupun bathin. 
Apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD dengan mensosialisasikan di teman sejawat pemikiran KHD serta dengan menerapkan semboyan ing ngarso suntulodo, ing madyo mangun karso dan tut wuri handayani dalam keseharian pendidikan dan pengajaran sehingga Budipekerti siswa berupa kesatuan cipta, karsa dan karya siswa menjadi tenaga positif bagi dirinya dalam mencapai tujuan individu maupun masyarakatnya tanpa melupakan kodrat keadaannya dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan, salah satunya dengan penerapan pendidikan keluarga yang tanpa pamrih menuntun anak anaknya mencapai kebahagiannya.  



5. AKSI NYATA

1. sosialisasi program ke teman sejawat, unsur pimpinan, siswa dan orang tua
2. pengumpulan data awal

SISWA-SISWIKU, ANAK ANAKU YANG AKU BANGGAKAN...

 “Ing Ngarso Sung Tulodo, 
KODRAT ALAMI DAN KODRAT JAMAN

TAKE 1...malu ada banyak temannya
TAKE 2...tetep saja malu.
terima kasih anaku.

3. pengolahan data
merdeka belajar dengan pengerjaan tugas harian thematik BAB 1
   Ing Madya Mangun Karsa, 




Tut Wuri Handayani” 








 “Ing Ngarso Sung Tulodo, 
   Ing Madya Mangun Karsa, 
   Tut Wuri Handayani” 
    (Ki Hadjar Dewantara, 2009)


4, analisis dan refleksi serta pelaporan


5 aksi nyata, merdeka belajar dan kegiatan pelaksanaan aksi baik serta pengimbasan

Mulai dari Diri - Visi Guru Penggerak



 merumuskan visi  mengenai murid dan bagaimana sekolah yang berpihak pada murid di masa depan.


SALAM Guru Penggerak!

menggali pemahaman  atas visi 

Ingatkah, pada masa kecil, kita pernah ditanya mengenai cita-cita. Pertanyaan yang sering diajukan adalah, “Mau jadi apa jika sudah besar?”. Pada masa itu, sebagian besar dari kita dapat menjawab dengan percaya diri. Kita menjawab dengan bersemangat tentang profesi yang ingin kita geluti di masa depan. Padahal, kita belum tahu apakah hal itu dapat dicapai atau tidak. Seperti itulah visi. Visi itu bagaikan membayangkan sebuah lukisan lengkap pada kanvas yang masih kosong. Visi juga dapat diibaratkan sebagai bintang penunjuk arah yang memandu penjelajah untuk mencapai tujuannya. Visi adalah sesuatu yang belum terjadi saat ini, namun kita yakini akan terwujud di masa depan.

Saat ini kita akan mencoba membayangkan tanggung jawab kita sebagai seorang guru, . Kita memiliki peran untuk dapat mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin manajemen sekolah, dan memimpin pengembangan sekolah. Peran ini memunculkan harapan bahwa ada hal besar yang kita harap dapat kita capai di masa depan nanti. Hal besar yang kita harapkan di masa depan inilah yang kita sebut sebagai visi.  ada beberapa pertanyaan yang perlu kita ajukan pada diri sendiri mengenai visi ini. 

1. Apa arti penting visi sebagai seorang guru?
visi merupakan tujuan yang ingin di capai
2. Visi seperti apa yang  dimiliki sebagai guru?
Guru Penggerak berkolaborasi menuntun siswa merdeka belajar dalam persiapan dan pembekalan mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai pelajar Pancasila sesuai kodrat alaminya dengan tidak melupakan Trikon.

Mari kita renungkan sejenak, berikan pikiran kita waktu untuk memaknai pertanyaan-pertanyaan itu.

Ketika membayangkan tentang visi kita sebagai seorang guru, apakah ada yang melibatkan murid di dalam visi tersebut? Mari kita mengingat lagi bahwa sebagai seorang guru, mendidik bukan sekedar pekerjaan administrasi. Target pekerjaan kita bukan sebuah dokumen kertas saja. Mendidik juga tidak hanya berbicara tentang waktu sekarang. Sasaran pekerjaan kita adalah seorang manusia. Target pekerjaan kita adalah pertumbuhan seorang manusia. Sedangkan, hasil pekerjaan kita baru akan terlihat saat manusia ini berkarya di masa depan nanti. Oleh karena itu, memiliki visi tentang pertumbuhan murid menjadi hal yang sangat penting bagi seorang guru. Murid seperti apa yang  diharapkan terwujud pada mereka di masa depan. Visi mengenai murid inilah yang nantinya menjadi bintang penunjuk arah bagi guru dalam menentukan strategi pengajaran. 

“Mari nyatakan visi kita lewat karya!”

Karya 1. Imajiku tentang Muridku di Masa Depan

Untuk membantu  dalam memaknai bagaimana pentingnya visi tentang murid kita, mari kita membuat “lukisan”. Lukisan ini bertemakan “Imajiku tentang Muridku di Masa Depan”. Buatlah gambar mengenai murid yang didambakan. Gambarkan juga lingkungan pembelajaran yang sesuai untuk murid seperti apa yang dicita-citakan. Gambarkan situasi murid, peran guru, juga suasana sekolah sesuai dengan cita-cita. Bebaskan diri untuk ‘melukis’ masa depan sekolah .

Siswa merdeka belajar dalam persiapan dan pembekalan mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai pelajar Pancasila sesuai kodrat alaminya dengan tidak melupakan Trikon.


Bagaimana perasaan  setelah membuat “lukisan”? Lukisan mengenai mimpi tentang murid di masa depan ini mendatangkan perasaan bahagia dalam diri sebagai guru. Lukisan yang  sesungguhnya adalah visi yang menggambarkan seperti apa layanan dan lingkungan pembelajaran di masa depan yang akan kita berikan pada murid kita. Ketika kita menggambar visi, maka akan muncul keyakinan dalam diri untuk mewujudkannya. Akhirnya, kita terpacu untuk melakukan peningkatan kualitas diri serta menguatkan kolaborasi di lingkungan sekolah sehingga terjadi upaya perbaikan dan perubahan yang berkesinambungan.

semangat berkolaborasi mewujudkan pelajar pancasila yang merdeka belajar

Karya 2. Merangkai mimpi lewat kata-kata: Melanjutkan tiap kalimat rumpang hingga menjadi satu kalimat atau satu paragraf utuh
telah memiliki lukisan masa depan mengenai murid . Saat ini, mari merangkai mimpi tersebut dalam bentuk kata-kata yang jelas sebagai sebuah visi. Kalimat rumpang dalam paragraf berikut ini adalah panduan untuk menuliskan visi . Ini akan membantu  dalam menyingkap visi apa yang sebetulnya telah dan perlu terus diyakini demi kebaikan murid-murid. Silahkan lengkapi kalimat rumpang ini sehingga tersusun sebuah paragraf utuh yang dapat menggambarkan visi tentang sekolah yang  dimpikan. Sebuah sekolah yang mewujudkan keberpihakan pada murid!

Saya memimpikan murid-murid yang ……………………………………. 
Pelajar pancasila

Sekolah saya percaya bahwa murid adalah …………………………… 
siswa-siswi yang merdeka belajar

Sekolah saya mengutamakan ………………………………………. 
kodrat alam dan kodrat jaman

Murid di sekolah saya sadar betul bahwa …………………………. 
persiapan dan pembekalan murid

Guru di sekolah saya yakin untuk ……………..………………….
guru menuntun mencapai keselamatan dan kebahagiaan  siswa

Guru di sekolah saya paham bahwa ……………………………….
dengan menjaga Trikon

Karya 3. Mengartikulasikan visi kita tentang murid dan sekolah yang kita impikan dalam satu kalimat
Setelah  mencoba mengisi kalimat rumpang di atas, semakin memiliki gambaran yang jelas mengenai mimpi tentang murid dan sekolah di masa depan. Saat ini, rumuskanlah visi dalam bentuk kata-kata yang jelas. 

Visi ini cukup terdiri dari 1 kalimat pendek. 


Pelajar pancasila yang merdeka belajar
mengembangkan kodrat alam dan kodrat jaman dengan persiapan dan pembekalan guru menuntun mencapai keselamatan dan kebahagiaan  siswa dengan menjaga Trikon.

Visi Guru Penggerak

Pengantar


lingkungan belajar

lingkungan belajar yang bermakna dan berpihak pada murid itu harus ditumbuhkan melakukan manajemen perubahan dengan pola pikir positif melalui pendekatan inkuiri apresiatif.


Visi:

 Mengelola Perubahan yang Positif Menjadikan sekolah sebagai rumah yang aman, nyaman dan bermakna bagi murid perlu perubahan secara mendasar dalam operasional sekolah, maka para pemimpin sekolah hendaknya mulai dengan memahami dan mendorong perubahan budaya sekolah. 


Budaya sekolah 

berarti merujuk pada kebiasaan-kebiasaan yang selama ini dilakukan di sekolah. Kebiasaan ini dapat berupa sikap, perbuatan, dan segala bentuk kegiatan yang dilakukan warga sekolah. Walaupun sulit, reformasi budaya sekolah bukanlah hal yang tidak mungkin. 


Untuk melakukannya diperlukan orang-orang yang bersedia melawan arus naif tentang inovasi dan terbuka terhadap kenyataan yang bersifat manusiawi membutuhkan waktu dan bersifat bertahap. Hal ini berarti butuh partisipasi dari semua warga sekolah.



pendekatan atau paradigma 

paradigma yang disebut Inkuiri Apresiatif (IA). IA dikenal sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. Konsep IA ini pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider (Noble & McGrath, 2016). 


pendekatan IA dapat membantu membebaskan potensi inovatif dan kreativitas, serta menyatukan orang dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh proses manajemen perubahan yang biasa. Manajemen perubahan yang biasa dilakukan lebih menitikberatkan pada masalah apa yang terjadi dan apa yang salah dari proses tersebut untuk diperbaiki. 


Hal ini berbeda dengan IA yang berusaha fokus pada kekuatan yang dimiliki setiap anggota dan menyatukannya untuk menghasilkan kekuatan tertinggi. IA menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensi dan aset organisasi.

Menurut Drucker, kepemimpinan dan manajemen adalah keabadian. Oleh sebab itu, seorang pemimpin bertugas menyelaraskan kekuatan yang dimiliki organisasi. Caranya adalah dengan mengupayakan agar kelemahan suatu sistem dalam organisasi menjadi tidak relevan, karena semua aspek dalam organisasi fokus pada penyelarasan kekuatan.


pertanyaan positif 

bagaimana upaya mempertahankan pelaksanaan mencapai visi sekolah yang sudah sangat sesuai dengan tujuan pendidikan pengajaran yang diharapkan perlu di kolaborasikan sehingga capaiannya lebih meningkat 


TAHAPAN MODEL MANAJEMEN PERUBAHAN PARADIGMA IA (Inkuiri Apresiatif) BERBASIS PADA KEKUATAN

BAGJA

B BUAT PERTANYAANA 

A AMBILPELAJARAN INI

G GALI MIMPI BERSAMA

J JABARKAN RENCANA

A ATUR PERUBAHAN


 Tahap pertama, 

Buat Pertanyaan Utama. Di tahap ini, merumuskan pertanyaan sebagai penentu arah penelusuran terkait perubahan apa yang diinginkan atau diimpikan.


Tahap kedua, 

Ambil Pelajaran. Pada tahapan ini, mengumpulkan berbagai pengalaman positif yang telah dicapai di sekolah dan pelajaran apa yang dapat diambil dari hal-hal positif tersebut. 


Tahap ketiga, 

Gali Mimpi. Pada tahapan ini, dapat menyusun narasi tentang kondisi ideal apa yang diimpikan dan diharapkan terjadi di sekolah. Disinilah visi benar-benar dirumuskan dengan jelas. 


Tahap keempat, 

Jabarkan Rencana. Di tahapan ini, dapat merumuskan rencana tindakan tentang hal-hal penting apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan visi. 


Tahapan terakhir,

 Atur Eksekusi. Di bagian ini, memutuskan langkah-langkah yang akan diambil, siapa yang akan terlibat, bagaimana strateginya, dan aksi lainnya demi mewujudkan visi perlahan-lahan.


contoh prakarsa perubahan:

MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN YANG DAPAT

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK


Kurva belajar

Kurva belajar akan mirip seperti seekor anak burung yang belajar terbang. Pada saat pertama kali terbang, jalur terbang anak burung tidak akan langsung ke atas, tapi akan ke bawah dahulu kemudian meliuk ke atas maka terus percaya bahwa pendekatan positif akan membuahkan hasil yang lebih luar biasa. Ini adalah kebiasaan baru


“Pernahkah Anda bermimpi tinggi dan memulai mewujudkannya dari kekuatan pribadi yang Anda miliki?”.

Refleksi Mandiri

ketika SMP bermimpi jadi juara kelas, pada waktu itu masih ada ranking di kelas, jujur ketika SMP masih masa pencarian jati diri dimana pengakuan teman sekelas sangat menjadi pengakuan yang di banggakan, apalagi ada teman lawan jenis yang sangat menarik perhatian. sehingga untuk menarik perhatiannya berusaha menjadi juara kelas namun pada waktu itu dengan sistem Cawu ada seorang teman perempuan yang sangat pintar dan selalu satu tingkat diatas. semangat berjuang untuk menjadi yang terbaik mengerahkan semua potensi , akhirnya bisa menjadi juaranya.  menjadi juara 1 menjadi pengalaman yang berkesan di SMP walau di akhir masa SMP menuju SMA. 


Pengalaman ini akan menjadi pengingat sebagai Guru Penggerak berkolaborasi menuntun siswa merdeka belajar dalam persiapan dan pembekalan mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai pelajar Pancasila sesuai kodrat alaminya dengan tidak melupakan Trikon. dengan pendekatan atau paradigma yang disebut Inkuiri Apresiatif (IA). IA dikenal sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan




1. pentingnya melakukan manajemen perubahan dengan pola pikir positif melalui pendekatan inkuiri apresiatif

 

2. menghubungkan visinya berkolaborasi menuntun siswa merdeka belajar dalam persiapan dan pembekalan mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai pelajar Pancasila sesuai kodrat alaminya tanpa melupakan Trikon dengan pendekatan inkuiri apresiatif dalam membantu pertumbuhan murid di masa depan.

Comments

Penutup

terima kasih, salam guru penggerak 
https://gurursani.blogspot.com/2021/11/gp.html

Comments

Popular posts from this blog

Posisi Kontrol

Ayo belajar bersama dalam program Guru Belajar dan Berbagi seri Asesmen Kompetensi Minimum

Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan

VISI : MEMBENTUK KEPEMIMPINAN SISWA PROFIL PELAJAR PANCASILA MERDEKA BELAJAR

model manajemen perubahan Inkuiri Apresiatif

KBM IPS KELAS VII SMP

OFFROAD

KEMAKMURAN SEBUAH UTOPIS ATAUKAH KENYATAAN