AKSI NYATA- FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA


REFLEKSI 

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA
KI HAJAR DEWANTARA

(BAPAK PENDIDIKAN NASIONAL)



Oleh:
RAMDAN SANI, S.Pd., M.M
CGP



1. MULAI DARI DIRI


Belajar adalah proses yang asalnya tidak tau menjadi tau dan adanya perubahan tingkah laku. Menjadi berat apabila  pola pikir dan hati kita menganggap belajar sebagai kewajiban bukan sebagai hak sehingga badan menolak merasa lelah, permasalahan pembelajaran ini masih sangat relevan di jawab dengan pemikiran pendidikan Ki. Hajar Dewantara pendidikan bukanlah tujuan, melainkan media untuk mencapai tujuan perjuangan yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang merdeka lahir dan batin. 

Ki. Hajar Dewantara terlahir dengan nama Raden Mas Suwardi Suryaningrat pada 2 Mei 1889. kemudian berganti nama di usianya yang ke 39 tahun, ia berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Ki Hadjar Dewantara sangat kreatif, dinamis,jujur, sederhana, konsisten, konsekuen dan berani. Ki Hadjar Dewantara meninggal dunia pada tanggal 26 April 1959

berdasarkan keputusan Presiden RI Nomor: 316 tahun 1959

1. Tanggal 28 November 1959, Ki Hadjar Dewantara ditetapkan sebagai “Pahlawan Nasional”. 

2. Tanggal 16 Desember 1959, pemerintah menetapkan tanggal lahir Ki Hadjar Dewantara tanggal 2 Mei sebagai “Hari Pendidikan Nasional” 

B. Pemikiran Ki. Hadjar Dewantara 

ing ngarso sung tulodo, 

ing madya mangun karso, 

tut wuri handayani 

Pendidikan dijadikan media untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokraris serta bertanggung jawab. 

tujuan pendidikan 

tujuan pendidikan berkaitan dengan individu dan masyarakat

1.  tujuan jasmani

2.  akal

3.  rohani 

4.  sosial

Peran pendidik  

1.   fasilitator 

2.  motivator. 

empat kompetensi pendidik

1.   pedagogik

2.  kepribadian

3.  sosial 

4.  profesional. 


Prinsif pembelajaran 

1.  prinsip kemerdekaan 

2. prinsip kebangsaan

3. prinsip kebudayaan

4. prinsip kodrat alam

6. prinsip kemanusiaan


materi pembelajaran 

1. pembelajaran diajarkan sesuai dengan tingkat perkembangan usia

peserta didik. 

2. meletakkan mata pelajaran pendidikan Agama Budi Pekerti di setiap jenjang satuan pendidikan.

C. pendidikan dan pengajaran.

pengajaran merupakan bagian dari pendidikan yang merupakan  proses pendidikan. 

pendidikan bukan tujuan akan tetapi media mencapai tujuan

ing ngarso suntulodo. ing madyo mangun karso dan tut wuri handayani. pendidikan menuntun siswa menemukan kodrat alaminya. pendidikan berfokus pada siswa. cipta karsa dan karya menjadi tenagasebagai budi yang akan menjadi daya siswa yang secara kodrati ada akan tetapi harus di tuntun oleh pendidik.

membuka potensi siswa yang harus bisa mengikuti perubahan alam. dan perubahan zaman tanpa melupakan kesejatian kodrati sebagai manusia yang berbudi pekerti. dalam laku mencapai kebahagiaan

Karya-Karya Ki. Hajar Dewantara

buku bagian pertama : tentang Pendidikan, 

buku bagian kedua         : tentang Kebudayaan, 

buku bagian ketiga          : tentang Politik dan Kemasyarakatan, 

buku bagian keempat  : tentang Riwayat dan Perjuangan Hidup 



2. HARAPAN DAN EKSPEKTASI

A. sebagai seorang tenaga kependidikan berharap dengan pengetahuan mengenai filosofis pendidikan KHD bisa menambah pengembangan diri yg bermanfaat bagi pendidikan secara umum dan di sekolah maupun secara pribadi.

B. dengan peningkatannya pengembangan diri dengan filosofis KHD diharapkan dapat mengimbas kepada pembelajaran yang berfokus pada siswa sehingga bisa menjadi bekal siswa untuk menyongsong kehidupan kedepan dengan pengenalan potensi terpendam di dirinya dengan tuntunan guru

C. pengajaran sebagai proses pendidikan yang terus berputar mengikuti alur perubahan kodrat alam dan kodrat zaman pendidik sebagai penuntun fokus pada  potensi kodrati anak/siswa. 


2. EKSPLORASI KONSEP

MERDEKA BELAJAR



A. PENDIDIKAN JAMAN KOLONIAL

Potret pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial hingga kini

merdeka merupakan kemerdekaan diri baik pikiran maupun perasaan yang dikenal sebagai ruhani, 
dan tentu saja kemerdekaan fisik. merdeka kadang disalah tafsirkan sebagai kebebasan yang tanpa aturan. kesadaran diri hati dan pikiran yang secara kodrati diberikan oleh tuhan merupakan aturan 
yang didasari jati diri tanpa paksaan dari luar merupakan kemerdekaan hakiki.

 jaman penjajahan pendidikan hanya dijadikan sebagai tujuan untuk memenuhi kepentingan penjajah tanpa memikirkan arti pendidikan yang sebenarnya yaitu menciptakan manusia yang secara kodrati memiliki kemerdekaan dalam hidup dan kehidupannya untuk menentukan nasibnya sendiri, pendidikan menjembatani atau sebagai media membuka eksistensi diri manusia yang merdeka memiliki kepribadian yang baik. rasa, karsa, cipta dan karya manusia indonesia merupakan jati diri budaya bangsa yang disampaikan melalui pendidikan sebagai legasi ke generasi penerus yang diharapkan memiliki jiwa dan raga yang merdeka berdasarkan pancasila yang disepakati sebagai dasar negara refleksi diri terhadap perjalanan Pendidikan Indonesia 

1. Bagian mana yang paling menarik? Mengapa? menggambarkan perjalanan pendidikan indonesia dari jaman kolonial hingga kini, awal pendirian sekolah dari para bupati ( inisiatif) walau tujuan pertama untuk penyediaan pegawai . menginsfirasi sebagai guru penggerak mulai dari hal kecil ( inovasi ) akan membuat perubahan yang semakin tumbuh dan berkembang (kreativitas ) lahirnya revolusi pendidikan dan pengajaran Taman siswa 

2. Apa tujuan pendidikan yang dapat dilihat dari video ini pada zaman Kolonial? tujuan pendididikan jaman kolonial berawal dari kebutuhan akan sumber daya manusia sebagai pegawai untuk membantu kolonial dan secara tersirat hanya untuk membantu kolonial mempertahankan penjajahannya 

3. Apa persamaan dan perbedaan antara situasi Pendidikan jaman Kolonial dan situasi Pendidikan Indonesia saat ini? 

Persamaan 
a. memenuhi kebutuhan tenaga terampil sebagai pengisi lowongan pekerjaan
b. mengajarkan pendidikan dasar membaca menulis dan berhitung perbedaan pendidikan dan pengajaran jaman koloni tentu saja bertujuan bagi kepentingan kolonial yang hanya butuh sumber daya sedangkan di jaman sekarang jaman kemerdekaan pendidikan merupakan persiapan dan perbekalan sumber daya manusia indonesia yang di upayakan bisa memenuhi kodrat alam dan kodrat jaman sehingga pendidikan memberikan tuntunan bagi sumber daya dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan diri maupun bersama sebagai bangsa. bangsa yang merdeka


B. Asas Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”. KHD pengajaran bagian dari pendidikan 

Dasar-Dasar Pendidikan
pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak” berarti secara kodrati anak memiliki potensi tersembunyi yang belum terbuka karena ketidaktahuan, pendidik menuntun anak menemukan potensi kodrati terbaiknya. 

Kodrat Alam dan Kodrat Zaman
Pendidikan mengajarkan jati diri budaya bangsa disesuaikan dengan perkembangan jaman

Budi Pekerti
keluarga merupakan masyarakat terkecil yang menjadi pendidikan awal bagi generasi penerus menjadi Ing ngarso suntulodo awal pendidikan perpaduan antara cipta karsa dan karya ( budi pekerti )

Dasar-Dasar Pendidikan
1.Pendidikan diartikan sebagai ‘tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak'
2. ‘tuntunan’ di dalam hidup tumbuhnya anak-anak kita. . hidup tumbuhnya anak itu terletak di luar kecakapan atau kehendak pendidik.walaupun hanya dapat ‘menuntun’, akan tetapi faedahnya bagi hidup tumbuhnya anak-anak sangatlah besar.
3. Pendidikanhanya ‘tuntunan’ saja di dalam hiduptumbuhnya anak-anak, tetapi perlu juga Pendidikan itu berhubungandengan kodrat keadaan dan keadaannya setiap anak.
4. ‘dasar-jiwa’ yaitu keadaan jiwa yangasli menurut kodratnya sendiri dan belum dipengaruhi oleh keadaan diluar diri
5. Menurut convergentie-theorie, watak manusia itu dibagi menjadidua bagian. Pertama, dinamakan bagian yang intelligible, Kedua, dinamakan bagian yang biologis, 
6. Budi pekerti, watak, atau karakter merupakan hasil dari bersatunyagerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehinggamenimbulkan tenaga. 
7.: (1. Kekuasaan 2. Agama(religious mench), 3.Keindahan (4. kegunaan (5,pengetahuan (6. menolong 8. Pendidikan yang teratur

Metode Montesori, Frobel dan Taman Anak

mencari jalan lahir untuk mendidik batin. (kemerdekaan belajar anak dalam arti ketika anak senang belajar merasa bermain dan tidak terpaksa) 

a. Montessori mementingkan pelajaran panca indra, hingga ujung jari pun dihidupkan rasanya, menghadirkan beberapa alat untuk latihan panca indra dan semua itu bersifat pelajaran. Anak diberi kemerdekaan dengan luas, tetapi permainan tidak dipentingkan. 

b. Frobel juga mendjaikan panca indra sebagai konsentrasi pembelajarannya, tetapi yang diutamakan adlah permainan anakanak, kegembiraan anak, sehingga pelajaran panca indra juga diwujudkan mengjadi barang-barang yang menyenangkan anak. Namun, dalam proses pembelajarannya anak masih diperintah. 

c. Taman Siswa bisa dikatakan memakai kedua metode tersebut, akan tetapi pelajaran paca indra dan permainan akan itu tidak dipisah, yaitu dianggap satu. Sebab, dalam Taman Siswa terdapat kepercayaan bahwa dalam segala tingkah laku dan segala kehidupan anak-anak tersebut sudah diisi Sang Maha Among (Pemelihara) dengan segala alat-alat yang bersifat mendidik si anak.


C. Kerangka pemikiran KHD

pendidikan proses mengajarkan jati diri budaya bangsanya yang terus bergerak pada poros kemanusiaan, menyesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat jaman perubahan harus berakar pada nilai esensi budaya bangsa (kontinuitas) dan konvergensi (kemanusiaan)serta konsentris(keragaman). pendidikan berdasarkan kodratnya dan terakhir yang berubah 

1. budi pekerti ( cipta, karsa dan karya)(tenaga) holistik menuju kebijaksanaan 

2. orientasi Anak




3. Ruang Kolaborasi  

Kerangka Pembelajaran sesuai dengan Pemikiran KHD


AVvXsEjFgsZnio95v_Ow1OL2wjdehqt7q7TPFYW39dt1gpOl3eYhXqNtb6-Wx8qypXbwAniqFmOOIoCxGLA0ab0uO62qweewQ2OGkzllzHYMRVRgtieXQGOwMqtlTAxwsN8JjsVHv_WtX0-VA3XpV4NOAFMU88rorgrd3cIAub6wbliuPvBaNo5XXaZdV3TgUA=s320




4. REFLEKSI



Refleksikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara sebagai pengetahuan dan pengalaman baru dalam pembelajaran

  •  pengalaman baru yang saya dapat setelah mempelajari secara mendalam pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan. 
(filosofis Ki Hadjar Dewantara) 

pengajaran (onderwijs) 

adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. 

Pendidikan (opvoeding) 

memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. 

“pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluasluasnya”  (Ki Hadjar Dewantara, 2009) 


Pendidikan tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat.  bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.

Dasar Dasar Pendidikan

Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.


pendidik untuk tetap terbuka namun tetap waspada terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, 

Prinsip perubahan  

dikenal sebagai  Asas Trikon.

a. Kontinuitas :  tidak lupa akar nilai budaya dari masyarakat

b. konvergensi : Menanamkan nilai-nilai kemanusian yang ada pada diri kita

c. konsentris : Memberikan kemerdekaan pada anak, dengan berpusat pada potensi dan minatnya.


“waspadalah, carilah barangbarang yang bermanfaat untuk kita, yang dapat menambah kekayaan kita dalam hal kultur lahir atau batin. Jangan hanya meniru. Hendaknya barang baru tersebut dilaraskan lebih dahulu”. (Ki Hadjar Dewantara, 2009)


Kodrat alami


Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk”lingkungan di mana anak berada,

kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”


 “Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidupkemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama(yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan” 
(Ki Hadjar Dewantara, 2009)

Pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman sebagai berikut

 Pendidikan anak sejatinya melihat kodrat diri anak dengan selalu berhubungan dengan kodrat zaman.  pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal budaya Indonesia.

 Oleh sebab itu, isi dan irama  adalah muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi, sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri.

Budi Pekerti

 budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya(psikomotor).  


Pendidikan Keluarga

keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak untuk melatih kecerdasan budi-pekerti (pembentukan watak individual). Keluarga juga menjadi ruang untuk mempersiapkan hidup anak dalam bermasyarakat dibanding dengan pusat pendidikan lainnya.

Alam keluarga menjadi ruang bagi anak untuk mendapatkan teladan, tuntunan, pengajaran dari orang tua. Keluarga juga dapat menjadi tempat untuk berinteraksi sosial antara kakak dan adik sehingga kemandirian dapat terciptakarena anak-anak saling belajar antara satu dengan yang lain dalam menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi. 


4. ELABORASI

  •  kekuatan saya dalam menerapkan pengetahuan dan pengalaman baru

pemahaman filosofis Ki Hadjar Dewantara di PPGP menjadi pengembangan diri dan energi baru serta angin segar dalam turut serta meningkatkan pendidikan dan pengajaran sebagai kekuatan dalam

pengajaran (onderwijs) 

Pendidikan (opvoeding)

Dasar Dasar Pendidikan

Prinsip perubahan (Asas Trikon)

Kodrat alami

Budi Pekerti

Pendidikan Keluarga

semboyan taman siswa

 “Ing Ngarso Sung Tulodo, 
   Ing Madya Mangun Karsa, 
   Tut Wuri Handayani” 
    (Ki Hadjar Dewantara, 2009)

  • hal-hal yang perlu saya ubah mulai dari diri saya agar dapat menerapkan pengetahuan dan pengalaman baru sehingga bisa mengaplikasikan semboyan taman siswa Ing Ngarso Sung Tulodo, 

       Ing Madya Mangun Karsa,  Tut Wuri Handayani” sehingga bisa menuntun merdeka belajar anak dalam pengajaran (onderwijs) dan Pendidikan (opvoeding) fengan Dasar Dasar Pendidikan berpusat pada siswa tanpa melupakan Prinsip perubahan (Asas Trikon)  juga menghormati Kodrat alami siswa yang dimiliki baik kodrat alam maupun kodrat jaman dalam meningkatkan Budi Pekerti

  • perubahan konkret yang akan saya lakukan setelah memahami pemikiran Ki Hadjar Dewantara mulai dari hal kecil dengan semaian  mensosialisasikan dan mengaplikasikan dalam keseharian secara faktual filosofis KHD dan semboyan taman siswa

     “Ing Ngarso Sung Tulodo, 
       Ing Madya Mangun Karsa, 
       Tut Wuri Handayani” 
    di lingkungan sekolah sehingga pemahaman menuntun siswa dalam kemerdekaan belajar sebagai media dalam mencapai tujuan pendidikan dengan pemahaman bersama dan bergerak bersama bisa besar kemungkinan tercapai sesuai harapan.

  • https://gurursani.blogspot.com/2021/10/filosofis-pemikiran-ki-hadjar-dewantara.html

  • https://gurursani.blogspot.com/2021/10/metode-montesori-frobel-dan-taman-anak.html

  • https://gurursani.blogspot.com


4. DEMONSTRASI KONTEKSTUAL


















4. KESIMPULAN




Apa yang saya percaya tentang murid adalah siswa  yang sedang menuntut ilmu dan pembelajaran di kelas sebagai proses belajar dengan memberikan materi pengetahuan yang sudah teruji sesuai bidang studi yang diampu. 
Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari filosofis Ki Hajar Dewantara adalah pengajaran merupakan bagian dari pendidikan, pengajaran merupakan proses pemberian ilmu pengetahuan, sedangkan ternyata pendidikan lebih luas lagi, pendidikan adalah proses tuntunan bagi siswa didalam mencapai keselamatan dan kebahagian bagi siswa kita. sehingga proses persiapan dan persediaan bagi siswa harus memperhatikan kodrat keadaan baik kodrat alami maupun kodrat jaman. saya sebagai pendidik harus mampu mengawal agar kemerdekaan belajar siswa terjaga dengan TRIKON. kontinuitas, konsentris dan konvergensi. yang muaranya berpusat pada siswa dalam mencapai kebahagiaan lahir maupun bathin. 
Apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD dengan mensosialisasikan di teman sejawat pemikiran KHD serta dengan menerapkan semboyan ing ngarso suntulodo, ing madyo mangun karso dan tut wuri handayani dalam keseharian pendidikan dan pengajaran sehingga Budipekerti siswa berupa kesatuan cipta, karsa dan karya siswa menjadi tenaga positif bagi dirinya dalam mencapai tujuan individu maupun masyarakatnya tanpa melupakan kodrat keadaannya dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan, salah satunya dengan penerapan pendidikan keluarga yang tanpa pamrih menuntun anak anaknya mencapai kebahagiannya.  



5. AKSI NYATA

1. sosialisasi program ke teman sejawat, unsur pimpinan, siswa dan orang tua
2. pengumpulan data awal

SISWA-SISWIKU, ANAK ANAKU YANG AKU BANGGAKAN...

 “Ing Ngarso Sung Tulodo, 
KODRAT ALAMI DAN KODRAT JAMAN

TAKE 1...malu ada banyak temannya
TAKE 2...tetep saja malu.
terima kasih anaku.

3. pengolahan data
merdeka belajar dengan pengerjaan tugas harian thematik BAB 1
   Ing Madya Mangun Karsa, 




Tut Wuri Handayani” 








 “Ing Ngarso Sung Tulodo, 
   Ing Madya Mangun Karsa, 
   Tut Wuri Handayani” 
    (Ki Hadjar Dewantara, 2009)


4, analisis dan refleksi serta pelaporan


5 aksi nyata, merdeka belajar dan kegiatan pelaksanaan aksi baik serta pengimbasan



Comments

Popular posts from this blog

Posisi Kontrol

Ayo belajar bersama dalam program Guru Belajar dan Berbagi seri Asesmen Kompetensi Minimum

Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan

VISI : MEMBENTUK KEPEMIMPINAN SISWA PROFIL PELAJAR PANCASILA MERDEKA BELAJAR

model manajemen perubahan Inkuiri Apresiatif

KBM IPS KELAS VII SMP

OFFROAD

KEMAKMURAN SEBUAH UTOPIS ATAUKAH KENYATAAN