PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN FILOSOFIS KI HAJAR DEWANTARA



BUKAN PERISTIWA BUKAN KEJADIAN OBROLAN RINGAN
BANDUNG,GURU R SANI, 2021



IQ, guru penggerak


Pendidikan dan Pengajaran 

dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan. 

(filosofis Ki Hadjar Dewantara) 

pengajaran (onderwijs) 

adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu

atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. 

Pendidikan (opvoeding) 

memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai

 keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai

anggota masyarakat. 

“pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluasluasnya”  (Ki Hadjar Dewantara, 2009) 


●Pendidikan 

 tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat.  bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.

● Dasar Dasar Pendidikan

 tujuan pendidikan yaitu: 

menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. 

Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak”

Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.

pendidik untuk tetap terbuka namun tetap waspada terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, 

Prinsip perubahan  dikenal sebagai  Asas Trikon.

a. Kontinuitas :  tidak lupa akar nilai budaya dari masyarakat

b. konvergensi : Menanamkan nilai-nilai kemanusian yang ada pada diri kita

c. konsentris : Memberikan kemerdekaan pada anak, dengan berpusat pada potensi dan minatnya.

“waspadalah, carilah barangbarang yang bermanfaat untuk kita, yang dapat menambah kekayaan kita dalam hal kultur lahir atau batin. Jangan hanya meniru. Hendaknya barang baru tersebut dilaraskan lebih dahulu”. (Ki Hadjar Dewantara, 2009)

 

● Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. 

Kodrat alam 

berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk”lingkungan di mana anak berada, 


kodrat zaman

berkaitan dengan “isi” dan “irama”


Pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman sebagai berikut

 “Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidupkemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama(yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan” 
(Ki Hadjar Dewantara, 2009)


 Pendidikan anak sejatinya melihat kodrat diri anak dengan selalu berhubungan dengan kodrat zaman.  pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal budaya Indonesia.

 Oleh sebab itu, isi dan irama  adalah muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi, sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri.

● Budi Pekerti

 budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. 

Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan

antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya(psikomotor).  

Pendidikan Keluarga

keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak untuk melatih kecerdasan budi-pekerti (pembentukan watak individual). Keluarga juga menjadi ruang untuk mempersiapkan hidup anak dalam bermasyarakat dibanding dengan pusat pendidikan lainnya.

Alam keluarga menjadi ruang bagi anak untuk mendapatkan teladan, tuntunan, pengajaran dari orang tua. Keluarga juga dapat menjadi tempat untuk berinteraksi sosial antara kakak dan adik sehingga kemandirian dapat terciptakarena anak-anak saling belajar antara satu dengan yang lain dalam menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi. 

Oleh sebab itu, peran orang tua sebagai guru, penuntun, dan pemberi teladan menjadi sangat penting dalam pertumbuhan karakter baik anak.

 semboyan

 “Ing Ngarso Sung Tulodo, 

   Ing Madya Mangun Karsa, 

   Tut Wuri Handayani” 

    (Ki Hadjar Dewantara, 2009)

guru sebagai orang tua dan sekolah sebagai keluarga besar bangsa


Comments

Popular posts from this blog

Posisi Kontrol

Ayo belajar bersama dalam program Guru Belajar dan Berbagi seri Asesmen Kompetensi Minimum

Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan

VISI : MEMBENTUK KEPEMIMPINAN SISWA PROFIL PELAJAR PANCASILA MERDEKA BELAJAR

model manajemen perubahan Inkuiri Apresiatif

KBM IPS KELAS VII SMP

OFFROAD

KEMAKMURAN SEBUAH UTOPIS ATAUKAH KENYATAAN